23 January 2010

CINTA????

PUTUS?? HIII…..TAKUUUT!

“…..Putus sama dia? Bagaimana mungkin? Kamu khan udah tujuh tahun pacaran? Masak sih putus gitu aja?…”
“….Aku yakin hubungan kami masih bisa diperbaiki lagi. Asalkan dia mau berubah…”
“….kami udah terlanjr berbuat terlalu jauh. Kalau aku putus sama dia, siapa yang mau nikah sama aku nanti ? sedangkan aku sudah……
“saya sudah terlanjur tergantung sama dia…kayaknya nggak mungkin saya hidup tanpa dia…. “


PUTUS Cinta? Kayanya sereeem deh ! apalagi kalau pacar kita tuh udah sedemikian melekat di hati, pikiran dan kehidupan kita. Dekat dengan saudara dan teman teman, tiap hari ketemu, pacaran udah bertahun tahun, dan lain sebagainya. Rasanya putus itu adalah hal yang mustahil. Terbayang nggak sih, kalau tiba-tiba hubungan yang sudah terjalin selama sekian tahun harus putus di tengah jalan. Kejadian kayak begini biasanya membuat kita enggak enak tidur, enggak enak makan, enggak enak untuk berbuat apa-apa dan pengennya cuman manyun dan meratapi nasib yang malang.. belum lagi mikirin caranya menghadapi pertanyaan teman-teman atau orang-orang di sekitar yang sudah terlanjur tahu mengenai hubungan kita, bagaimana menjalani hidup sendiri lagi, bisakah dapat pacar lagi, dsb. Hal hal tersebut adalah alasan alasan yang terkadang membuat kita enggan memutuskan hubungan pacaran, sekalipun hubungan tersebut sudah kita rasakan tidak sehat lagi.

Tapi temen temen, ketakutan kita akan putus pacaran seringkali membuat kita enggak bisa melihat kondisi hubungan kita dengan pacar kita secara lebih bijaksana dan proporsional. Perbedaan perbedaan dan ketidakcocokan antara kita dan pacar kita jadi nggak dipikirin dengan baik. Jadi, walaupun pacar kita udah sedemikian “menyebalkan” alias selalu bikin kita jengkol (jengkel dan dongkol), sering nyakitin, nggak pedulian dan diragukan cinta dan tanggungjawabnya, karena takut putus, kita jadi pasrah, nerimo, dan maksa maksain kecocokan. Padahal sih, boro boro cocok, sehari enggak berantem aja rasanya udah hebat luar biasa. Tapi sekali lagi yang namanya putus tus, rasanya ngeri ngebayanginnya. Nah…sodara sodara, kalo ada yang mengalami gejala kayak gini, gimana dong sebaiknya?

Dalam sebuah hubungan, yang namanya berusaha untuk membuat segala hal berjalan lancar, awet dan abadi tentu saja idaman semua orang. Rasanya hepi banget deh kalau kita punya pacar yang sangat kita sayangi dan menyayangi kita. Segala sesuatu bisa dibicarakan dengan baik, saling menghargai, idealisme dan prinsipnya tidak saling bertentangan dsb..dsb. Tapi ternyata tidak semua hubungan bisa seindah dan semulus yang kita harapkan. Ternyata tidak gampang mencari orang yang bener bener cocok sama kita. Cocok sih enggak harus semuanya sama dengan kita ya, tapi justru yang bisa saling melengkapi, mendukung dan menghargai. Dalam masa pacaran banyak dikatakan sebagai upaya untuk menemukan orang yang cocok dijadikan teman hidup (suami atau istri) di kemudian hari. Nah, kalau dalam proses penjajagan ini ternyata dia bukan orang yang cocok, tidak ada salahnya kita memberikan kesempatan kepada diri kita dan pasangan.

0 komentar:

 
;