23 January 2010 0 komentar

CINTA????

PUTUS?? HIII…..TAKUUUT!

“…..Putus sama dia? Bagaimana mungkin? Kamu khan udah tujuh tahun pacaran? Masak sih putus gitu aja?…”
“….Aku yakin hubungan kami masih bisa diperbaiki lagi. Asalkan dia mau berubah…”
“….kami udah terlanjr berbuat terlalu jauh. Kalau aku putus sama dia, siapa yang mau nikah sama aku nanti ? sedangkan aku sudah……
“saya sudah terlanjur tergantung sama dia…kayaknya nggak mungkin saya hidup tanpa dia…. “


PUTUS Cinta? Kayanya sereeem deh ! apalagi kalau pacar kita tuh udah sedemikian melekat di hati, pikiran dan kehidupan kita. Dekat dengan saudara dan teman teman, tiap hari ketemu, pacaran udah bertahun tahun, dan lain sebagainya. Rasanya putus itu adalah hal yang mustahil. Terbayang nggak sih, kalau tiba-tiba hubungan yang sudah terjalin selama sekian tahun harus putus di tengah jalan. Kejadian kayak begini biasanya membuat kita enggak enak tidur, enggak enak makan, enggak enak untuk berbuat apa-apa dan pengennya cuman manyun dan meratapi nasib yang malang.. belum lagi mikirin caranya menghadapi pertanyaan teman-teman atau orang-orang di sekitar yang sudah terlanjur tahu mengenai hubungan kita, bagaimana menjalani hidup sendiri lagi, bisakah dapat pacar lagi, dsb. Hal hal tersebut adalah alasan alasan yang terkadang membuat kita enggan memutuskan hubungan pacaran, sekalipun hubungan tersebut sudah kita rasakan tidak sehat lagi.

Tapi temen temen, ketakutan kita akan putus pacaran seringkali membuat kita enggak bisa melihat kondisi hubungan kita dengan pacar kita secara lebih bijaksana dan proporsional. Perbedaan perbedaan dan ketidakcocokan antara kita dan pacar kita jadi nggak dipikirin dengan baik. Jadi, walaupun pacar kita udah sedemikian “menyebalkan” alias selalu bikin kita jengkol (jengkel dan dongkol), sering nyakitin, nggak pedulian dan diragukan cinta dan tanggungjawabnya, karena takut putus, kita jadi pasrah, nerimo, dan maksa maksain kecocokan. Padahal sih, boro boro cocok, sehari enggak berantem aja rasanya udah hebat luar biasa. Tapi sekali lagi yang namanya putus tus, rasanya ngeri ngebayanginnya. Nah…sodara sodara, kalo ada yang mengalami gejala kayak gini, gimana dong sebaiknya?

Dalam sebuah hubungan, yang namanya berusaha untuk membuat segala hal berjalan lancar, awet dan abadi tentu saja idaman semua orang. Rasanya hepi banget deh kalau kita punya pacar yang sangat kita sayangi dan menyayangi kita. Segala sesuatu bisa dibicarakan dengan baik, saling menghargai, idealisme dan prinsipnya tidak saling bertentangan dsb..dsb. Tapi ternyata tidak semua hubungan bisa seindah dan semulus yang kita harapkan. Ternyata tidak gampang mencari orang yang bener bener cocok sama kita. Cocok sih enggak harus semuanya sama dengan kita ya, tapi justru yang bisa saling melengkapi, mendukung dan menghargai. Dalam masa pacaran banyak dikatakan sebagai upaya untuk menemukan orang yang cocok dijadikan teman hidup (suami atau istri) di kemudian hari. Nah, kalau dalam proses penjajagan ini ternyata dia bukan orang yang cocok, tidak ada salahnya kita memberikan kesempatan kepada diri kita dan pasangan.
0 komentar

KATA KATA MOTIVASI

Kata-Kata Bijak

Pikiran ada tempatnya sendiri, dari pikiran itu bisa mengubah surga menjadi neraka atau neraka menjadi surga.

Maksudnya adalah jika kita berpikir positif, berpikir yang bersyukur, berpikir dan bertindak secara konsisten maka bermula dari situ kita akan memetik hasil yang menyenangkan.
Kalah Memaki Menang Kemaki

maksudnya adalah Ini biasa terjadi mulai dari level orang kecil sampai ke orang besar. Orang memaki kadang halus, atau memaki dengan cara memuji, sampai yang dimaki tidak terasa. Ada juga orang yang merasa dimaki padahal sedang dinasehati, namun dengan cara yang tidak lembut.

Berbuat Terbaik dan Berbahagia Hari Ini

Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini.

Melewati Hari dengan Penuh Makna

Rahasia terbesar dalam hidup adalah melewati hari ini dengan penuh makna tentang cinta, ilmu dan iman. Karena dengan cinta hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup menjadi terarah.
15 January 2010 0 komentar

KUMPULAN PUISI DARI AYA (NOORHAYATI) 04-23 2801

JANGAN TAKUT GELAP
kesedihan yang mengisi hari qu tak kunjung henti...
penyesalan yang ada di hati,selalu terasa pedih di jiwa ..
saat gelap nya malam pun tiba aku merasa takut
akan apa yang ku haapi esok hari.........
tapi...semakin ku pahami, gelap nya malam
membuat ku terasa di lindungi dari hari-hari yang
membuat beban di tubuh....

gelap membuat ku nyaman dari gerumunan orang yang tak ku ingin kan
gelap membuat ku merenungi segala
sesuatu yang pernah ku lakukan...
gelap pun membuat ku ikut merasakan apa yang selama ini mereka rasakan


kawan......jangan pernah lagi kau takuti gelap....
bayangkan apa yang tak pernah kau dapat kan saat siang dan terang
bintang..bulan..itu adalah satu tanda keindahan

gelapnya malam yang tak kau dapat saat esok hari..

karna setiap detik yang kita lalui mengandung
arti kehidupan yang tak kau sadari..

CINTA YANG TERBAGI

Ku tak mengerti..
mengapa dia seperti ini..
sampai-sampai dia setega itu..
sayang.. aku butuh kejujuranmu..
aku membutuhkan kepastianmu...

aku tak ingin terus-menerus terlarut..
dalam kesedihan ini...
ku hanya menginginkan kebenaran..
dari setiap kata-katamu..

ku relakan diriku untuk kau tinggalkan...
dari pada aku harus merelakan...
CINTA YANG TERBAGI ini...
untuk orang yang kau pilih selain diriku...


Sepi Hatiku

Hari demi hari telah terlewati
Waktu pun terus berputar dengan cepat
Semakin membuat diriku merasa kesepian
Entah apa yang kurasakan ini
HATI KU TERLUKA…
Jiwa merasa melayang di atas sana.

CINTA….
Begitu gelisah Hati ini
Jika kau membiarkan aku sendiri
Tanpa ada dirinya di dekatku.
Sampai kapan akan terus begini
Sampai kapan pula aku harus menyendiri
Aku hanya bisa meratapi kesedihanku
Dengan airmata yang jatuh di pipiku ini

Terkadang…aku sedih…
Jika jarak memisahakan kita
Hatiku pun berkata
JIKA KAMU SENANG, AKU JUGA SENANG
Meskipun banyak lelaki di luar sana
Hati ini hanya tertuju padanmu
Dan takkan ada yang seperti dirimu

ADANYA CINTA...

Saat aku memejamkan mata..
hanya kamu yang ada di dalam bayanganku..
aku merasakan..
hanya senyummu yang membuat hatiku damai.

saat ku buka mata ini..
aku melihat percikan cinta di matamu..
dengan ketulusan hatimu...
kau bilang kau sayang padaku..

kesempurnaan Cinta ...
bisa ku miliki, apabila cinta ini kuat kepadamu..
sungguh berat bagiku...
meninggalkanmu...
dan bagiku, kamulah yang bisa membuat hidupku...
menjadi berarti..
dengan ADANYA CINTA di hati ini...

KISAH KITA

aku menyadari...
saat-saat ini kita masih bersama...
dengan semua canda dan tawa...
aku merasakan hari-hariku sangat cerah..
disaat cinta tercipta untuk kita...

biarlah waktu yang kita lalui tetap jadi satu.
kau buat didi ini bahagia...
hingga duniaku penuh warna...

ku mencoba menghilangkan rasa itu...
saat kau jauh dari jiwa dan raga ku...
bahkan dari hari-hari yang indah....
yang kita lewati bersama...
namun hatiku akan tetap mencintaimu...
meskipun kisah yang indah itu...
sudah menjadi kenangan...


PERASAAN YANG TERMILIKI

Aku tertidur di dinginnya malam..
suara iringan jangkrik...
menghiasi malam yang sunyi..
entah kenapa, hanya wajahmu yang selalu terbayang...

mungkin inilah perasaanku..
yang tetap bersandar dalam hati..
dan takkan pernah berubah
akan tetap yakin dan percaya. hatimu untukku...

aku ingin kamu tahu...
Cinta yang menggebu dalam hati ini
hanyalah untuk dirimu...

GAGAL

Cinta…
Aku merasakan kegagalan..
Dalam membahagiakan hatimu..
Sungguh ku menyesal dengan semua ini.

Mungkin aku tak pantas jadi milikmu.
Kegagalan itu telah ku berikan
Ku ingin semua berubah

Cinta..
Hapuslah air matamu
Atas semua kegagalanku
Untuk menjadi yang terbaik

Janganlah kau tangisi
Diriku memang tak pantas kau miliki.
Meskipun dalam hati ini
Berharap bisa terulang kembali.
Masa-masa indah bersamamu..


TIADA AKHIR TIADA BATAS

Bila kau tak inginkan Cinta.
Ku akan pergi dari hatimu.
Bila kau inginkan cinta.
Tanpa menyesal aku akan bertahan.

Seperti inilah aku mencintaimu
Yang tiada batas untuk kau cintai.

Aku mencoba menelusuri cinta dalam hatimu
Tanpa keraguan pada diriku
Lihatlah ku disini wahai kekasih
Yang tiada akhir ku mencintaimu.
Dan tetap setia tersenyum walau hati terluka.


TERLUKA KARENAMU

Kehancuran
Datang untukku
Kepedihan
Menyelimuti relung kalbu.

Hari-hari yang ku lewati
Hanya ada kekosongan
Saat ku sendiri
Hati ini menangis

Aku tergores dan terluka karenamu
Kemulah yang selama ini ku nanti
Tapi..kau tak menyambut cintaku
Kau buat jiwaku melayang
Dan hidupku tak berarti tanpa cintamu

Dan akupun
Hanya bisa bertahan.
Sampai ada orang yang bisa menggantikanmu di hatiku…

PENDERITAAN

Aku merasa…
Diriku yang tak sanggup menjalaninya
Derita, yang hanya aku rasakan

Cintaku…
Apa kau tahu…
Selama ini aku selalu menanggung derita.
Begitu sakit derita yang ku hadapi ini

Tak seorangpun
Yang senang dengan hubungan ini
Susah senang mereka tak peduli
Mereka hanya bisa menyakitiku.
Dengan semua pernyataan tentangmu
Yang tak pasti.

Aku ingin penderitaan ini berakhir
Dengan kau tetap mencintaiku
Dan aku selalu ada di hatimu.

* TENTANG CINTA


CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
12 January 2010 0 komentar

UNTUK SAHABAT ANKERS

* TENTANG PERSAHABATAN

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
0 komentar

SUKA - SUKA ANDA

Bagaimana pacaran dengan perbedaan usia yang terlalu jauh…..

Apabila memiliki seorang kekasih yang umurnya terpaut jauh kemungkinan hanya 1: 10 yang akan bertahan lama karena dalam hubungan itu pasti akan terjadi perbedaan pendapat dan sifat dari masing-masing.

Misalnya ada sepasang kekasih yang menjalani suatu hubungan yang perempuannya itu masih duduk di bangku sekolah(SMK) dan prianya itu sudah kuliah atau memiliki pekerjaan.Pasti akan mengalami banyak perbedaan,maksudnya karena perempuannya yang masih terlalu muda dan berjiwa ABG pasti masih berfikir untuk bersenang-senang dan bebas,tapi di sisi lain prianya itu sudah kuliah atau bekerja jadi pola berfikirnya juga lain.Pria itu akan berfikir lebih dewasa untuk ke depannya dan serius dalam menjalani hubungannya ,beda dengan perempuannya yang masih ingin menikmati masa mudanya yang ingin menjalani dengan biasa-biasa saja.
Kesimpulannya:

Apabila mereka sedang bersama pasti akan terlihat perbedaannya.Perempuannya yang sering bercanda dan tertawa lalu sih pria yang selalu dengan ke seriusanya dan bersikap terbuka akan membuat perempuannya itu merasa canggung dan tidak nyaman dengan menuruti sikap dari prianya.Maka dari itu yang membuat hubungan itu tidak akan bertahan lama,pasti dari salah satunya akan ada yang tidak bertahan dan lebih memilih untuk mengalah.

Tapi masalah itu bisa di atasi apabila salah satu dari mereka harus ada yang mengalah,maksudnya mengalah disini yaitu mengalah dengan cara menuruti dan melakukan sifat dari keduanya dengan ikhlas agar bisa mengimbanginya kalau ingin hubungan itu bisa bertahan lama.
Mudah-mudahan setelah membaca ini anda akan mulai bisa mempertimbangkan tentang hubungan anda….Than’x….
10 January 2010 0 komentar

Cerpen.. Cinta, jangan tinggalkan aku...

“Ray, kenapa sih loe akhir-akhir ini sering menyendiri disini?” Tanya Ubay, sahabatku yang hitam manis dan lucu.

Dia merangkulku dan ikut duduk di bawah pohon pinggir danau daerah Bogor. Aku tetap terdiam tak bicara satu kata pun. Kedua sahabatku Dzhony dan Toy datang dan ikut menghiburku. Sebenarnya aku seperti ini karena aku teringat akan sebuah kenangan indah yang dulu aku alami bersama Winda, cewek yang dulu sangat aku cintai. Dia pergi setelah ada konflik di dalam keluarganya. Winda pergi bersama Ibunya ke Kalimantan Selatan. namun naas, sebulan sebelum pergi, dia sudah pergi terlebih dahulu dan takkan kembali lagi.

“Ray, ngomong dong ada apa?” Tanya Dzhony dengan nada yang sangat mengkhawatirkan aku.

“Loe udah gak anggep kita sebagai sahabat?” Tanya Toy dengan nada yang keras.

Aku tahu di dalam kepala mereka sedang ada tanda tanya yang begitu besar. Ada apa sebenarnya dengan sahabatku Ray? Kira-kira seperti itulah pertanyaannya. Aku berdiri dan mengambil sebuah batu dan melemparnya ke danau yang tenang itu sehingga terciptalah sebuah pusaran air yang menyebar hingga ke tengah.

“AAAAAAAAAAArrrrrrgggghhhhhh.” Aku berteriak keras sekali untuk menghilangkan segala kerisauan hatiku ini.
Ketiga sahabatku mendekati aku dan memelukku dari belakang. “Kami sebenarnya tak mau ikut campur dalam masalahmu, tapi kami mohon beritahu kami apa masalahmu.” Seru Ubay sambil menahan gejolak amarah yang hampir mencapai puncaknya itu.

“Lepaskan pelukan kalian, baru nanti aku ceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.” Akhinya egoku ini dapat aku atasi karena aku tidak mau melihat orang di sekitarku ini ikut sedih karena aku.
Kami berempat duduk tepat di bawah pohon yang sangat besar dan satu-satunya pohon besar yang ada di pinggiran danau ini. Aku memulai bercerita kepada mereka kejadian beberapa tahun yang lalu dari awal hingga akhir tentang proses perpisahan aku dengan Winda seseorang yang sangat aku cintai.

****

“DIAM KAMU…” teriak Pak Edwin “PLAK…” terdengar suara tamparan keras dari dalam kamar Mamanya Winda.
Winda menangis sedih di dalam pelukkanku yang saat itu aku sedang bertamu ke rumahnya. Aku belai rambut panjangnya yang terurai indah, aku usap kedua matanya yang sedang mengalirkan airmata seperti dua buah sungai kecil di kedua pipinya. Dadaku terasa semakin dibasahi oleh airmata Winda.

“Dhe, sudahlah jangan kamu bersedih terus, semua ini adalah cobaan dari yang kuasa, kamu harus tetap tegar dan tabah menjalaninya.” Aku berusaha menghiburnya.
Winda bangkit dan berlari keluar dari rumahnya, segera aku mengejarnya sebelum jauh.

“Kak, bawa adhe pergi jauh kak, adhe mau tenangin diri dulu kak.” Ajaknya dengan suara yang masih berat karena berusaha mengatur derasnya airmata yang sedang mengalir di pipinya itu.
Aku mengambil motorku yang aku parkir di sebelah rumahnya itu. Aku mengajak Winda ke sebuah taman yang di penuhi dengan beberapa bunga hiasan dan juga pohon-pohon yang rindang, udaranya juga sejuk sekali. Aku parkirkan motorku di bawah sebuah pohon yang cukup rindang. Winda langsung duduk di belakang pohon tempat aku parkir motor. Aku mengeluarkan sebuah air mineral yang aku simpan bi bagasi motorku. Dia meminumnya dengan rakus. Aku pandangi wajahnya yang masih menahan kesedihan itu. Tampak dua buah gundukkan di bawah kedua matanya.

“Kamu tenang ajah dhe, dengan iringan waktu yang berjalan terus, lama-lama semua masalah keluarga kamu akan selesai.” Aku masih berusaha menenangkan hatinya.

“Ya kak, walaupun hari ini cerah tapi hatiku terasa hujan deras.” Serunya sambil berjalan ke arah sebuah bangku yang berada di taman itu.

“Aku akan berusaha semampuku untuk meredakan hujan itu.” Timpalku
Dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Lama-lama dia tertidur di bahuku. Aku membelai-belai rambut panjangnya itu. Aku akan mencoba untuk selalu ada di sampingmu, walau tidak setiap detik, Winda aku sangat menyayangi dirimu, aku akan selalu mencoba tetap sayang padamu. Aku mngucapkan kalimat itu di dalam hati sambil tetap membelai rambutnya.

Tidak lama kemudian dia terbangun, dan langsung merapikan rambutnya yang berantakan itu. Aku menatap wajahnya yang masih sembab karena seharian menangis terus. Dia berdiri dan berjalan ke arah bunga-bunga yang sedang asyik menari-nari karena hembusan angin sore yang cukup kencang, dia merentangkan kedua tangannya dan menjatuhkan tubuhnya ke atas bunga-bunga itu.

“Kak, andaikan angin ini bisa mengirimkan pesan kepada kedua orang tuaku bahwa adhe sangat mencintai mereka, dan menginginkan sebuah kedamaian di dalam keluargaku.” Dia mengeluarkan semua kegundahan yang ada di hatinya.

“Aku akan selalu berusaha untuk tetap mendampingi kamu saat suka maupun duka, walaupun gak setiap detik ada di samping kamu, tapi aku akan selalu ada di hati kamu.” Ray coba menenangkan hati Winda yang mungkin sedang menghadapi masa-masa yang sangat sulit saat ini.

Winda bangkit dan memelukku dengan erat seakan tak mau pisah dariku. Aku membalas pelukannya dan membelai rambutnya. “Aku sayang sekali sama kakak.” Bisiknya. Aku membalasnya dengan mencium keningnya. “Kakak juga sayang kamu.”
Aku antar dia pulang kerumah, karena hari sudah mulai senja. Sepanjang jalan Winda memelukku dengan erat sekali. Cinta itu penuh liku-liku, hanya seseorang yang telah mengerti apa artinya cinta sajalah yang bisa merasakan cinta yang sesungguhnya. Gumamku di dalam hati.

“Hati-hati ya kak.” Seru Winda setelah sampai di depan rumahnya.

“Ya dhe.” Jawabku sambil tersenyum ke arahnya.
Aku lihat dari kaca spionku, dia masih melihat ke arahku sambil melambaikan tangannya. Dia menatapku sampai aku menghilang di tikungan. Di sebuah masjid, aku berhenti sejenak untuk melaksanakan Shalat Magrib sejenak. Dan sesampainya dirumah, Aku berbaring di kasur manatap langit-langit kamarku. Tak terasa kedua mataku ini mengalirkan dua buah sungai kecil yang bersumber dari dalam mataku. Aku sedih kalau ingat hari dimana Winda mencoba menutupi kesedihannya.

****

Beberapa hari kemudian di sekolah…

Aku memandangnya dari kejauhan agar aku bisa tetap menjaganya dan memperhatikan setiap gerak-gerik yang di perbuatnya. Dia sedang asyik tertawa, bercanda, dan lari-larian seperti anak kecil bersama temannya Andine. Andine itu orangnya Super,Super gemuk dan super segalanya. Dia adalah sahabat Winda yang sangat setia. Mataku tiba-tiba menangkap sesuatu yang ganjil dari cara Winda tertawa, tapi apa yah? Aku tidak tahu… Dia tertawa seakan dia yang paling riang, Namun menurut pandanganku tidak, ada yang aneh dari mimik wajahnya. Aku tunggu dia saat pulang sekolah di depan pos satpam. Sambil menunggunya, aku berbincang-bincang sama Pak Anda satpam sekolah SMA Terpadu.

“Ray, Cewek loe mana?” Tanya Pak Anda membuka topik pembicaraan.

“Neh lagi nunggu dia keluar Pak, Lama banget yah.” Jawabku sambil duduk di bangku.

“Ya udah sabar ajah mungkin lagi dandan kale, kan mau ketemu pangerannya.” Ledek Pak Anda.

“Ahh Bapak bisa aja.”

“Tuh Winda, Panjang umur dia.” Seru Pak Anda sambil menunjuk ke arah Winda yang sedang membenarkan kuncirannya.

“Ya udah Pak, saya pulang dulu yah, Assalamu’alaikum.” Seruku sambil mengucapkan salam dan berlalu meninggalkan pos satpam

Winda melihat kedatanganku dan menyambutnya dengan senyuman indah yang terukir di pipinya. Aku segera menuju ke halte bus di depan sekolah menunggu bus yang akan mengantarkan kami pulang.

“Kak, mau tanya boleh gak.” Tanya Winda kepadaku dengan tatapan yang sangat serius.

“Mau tanya apaan?”

“Kalau misalkan hari ini terakhir kita bertemu apa yang akan kakak ucapkan padaku?” Tak ku duga dia melontarkan pertanyaan yang sangat sulit untuk ku jawab. Aku terdiam sebentar dan aku genggam erat tangannya.

“Aku akan selalu menunggu adhe disini, aku tunggu sampai adhe hilangkan semua kegelapan yang ada di hatiku ini, dan genggaman ini takkan ku lepaskan walaupun hari ini kiamat sekalipun aku akan tetap menggenggam tangan adhe. Karena aku sangat menyayangi adhe.” Jawabku dengan panjang lebar.

“A..aku juga sayang sama Kakak.” Winda kembali menangis.

“Aku juga tahu dhe, aku akan selalu memelukmu seperti saat ini apabila adhe masih tetap menangis.” Seruku sambil membenamkan Winda di dalam hangatnya pelukkanku.
Winda bangkit, dan mengusap air matanya dengan sapu tangan merah yang menjadi barang kesayangannya. Aku ambil sapu tangan itu dan aku bantu dia mengusap air matanya itu.

Tidak lama kemudian bus yang kami tunggu akhirnya datang, kami mengambil tempat duduk di dekat supir karena kebetulan bus yang kami tumpangi ini masih kosong dan hanya ada beberapa bangku yang terisi. Winda menyandarkan kepalanya di bahuku sambil melihat padatnya jalanan yang kami lewati. Saat jalanan kosong, supir melajukan busnya dengan sangat cepat sekali, seluruh penumpang di dalam bus ini jantungnya sedang beradu cepat berdetak. Supir bus ini tidak memperdulikan keselamatan penumpang, ada seorang penumpang yang melemparkan sepatunya ke supir bus tapi tetap saja dia masih beradu cepat. Bus tiba-tiba oleng dan menabrak sebuah rumah di pinggir jalan. Aku mendengar banyak teriakkan disini, tapi mataku tak dapat melihat apa yang terjadi. Winda…aku teringat Winda, dimana dia, selamatkah dia, aku bingung, badanku serasa melayang dan tiba-tiba aku mendarat di sebuah media yang sangat empuk. Sirine ambulance sangat terdengar di telinga ini.

“Lho aku dimana?” Tanyaku setelah sadar dari pingsan tadi. “Dimana Winda, Winda…” Aku panik dan berusaha bangkit dari tempat tidurku tapi terasa sangat berat.

“Winda ada di ICU, dia terluka parah dia hampir kehabisan darah.” Seru sang suster yang sedang memeriksaku.

“Sus, Bawa aku bertemu dia.” Teriakku panik

“Kamu sabar saja dia pasti selamat.” Suster itu berusaha menenangkanku.

“Aku takut terjadi sesuatu sama dia Sus.” Aku semakin nekat, aku ambil tabung
infusanku dan segera berlari menuju ruang ICU walau aku tidak tahu dimana, tapi aku tetap berusaha mencarinya. Aku jatuh bangun untuk menuju kesana, tiba-tiba badanku serasa melayang kembali. Ternyata aku pingsan lagi. Aku menyerah dan berusaha untuk tetap istirahat di dalam ruanganku.

****

Setelah berhari-hari berada di rumah sakit. Winda belum juga sadar semenjak kecelakaan beberapa waktu lalu. Aku menatapnya dari pinggiran tempat dia berbaring dengan hidungnya di tutupi dengan alat bantu pernapasan. Tidak lama kemudian, Ibunya masuk ke dalam kamar itu.

“Nak Ray makasih yah sudah bantu Ibu menjaga Winda.” Serunya sambil duduk di samping putrinya yang sedang terbaring lemah.

“Sama-sama Bu, ini karena Winda juga yang bisa membuatku jatuh cinta dan menyayangi dia dengan tulus.” Jelasku.

“Ibu minta maaf yah, karena selama ini…”

“Sudahlah Bu, lupakan saja yang penting sekarang kita berdo’a kepada Illahi agar Winda dapat sadar kembali.”

“Sekali lagi makasih banget yah Nak Ray.” Ibunya kali ini mengusap air matanya yang sudah mulai membanjiri pipinya.

Namun aku merasa ada yang ganjil saat Ibunya datang, kali ini dia tidak bersama suaminya. Rasanya aku ingin bertanya tapi apa hak aku untuk bertanya seperti itu. Aku memutar kursi roda yang aku duduki untuk keluar dan membiarkan mereka berdua saja agar hubungan antara Ibu dan anak semakin klop.

Baru beberapa putaran roda kursi ini, aku melihat Ayahnya Winda terlihat panik sekali dengan langkah yang begitu cepat dia melewatiku dan masuk ke dalam ruangan dimana Winda di rawat. Aku tersenyum bahagia karena baru pertama kalinya aku melihat mereka bertiga berada di dalam satu ruangan. Aku juga sempat mencegah suster untuk masuk ke dalam ruangan itu.

“Sus, biarkan mereka berkumpul sejenak, aku sudah lama merindukan pemandangan seperti ini.” Seruku sambil memandang ke dalam ruangan itu lewat celah-celah pintu yang tidak tertutup rapat itu.
Suster itu mengerti apa yang aku bicarakan, dia langsung pergi menuju ke ruangannya kembali. Aku melihat, Ayah dan Ibunya menangis sedih melihat kondisi Winda yang masih terbaring lemah. Aku memutar kursi rodaku untuk pergi dari kamar itu. Aku menuju kesebuah taman yang tidak jauh dari kamar Winda di rawat.

Aku memandangi bunga mawar yang sangat indah dan mekar secara sempurna di bawah teriknya matahari membuat bunga itu semakin indah memancarkan pesona kecantikkannya. Aku mendekati bunga itu dan menghirupnya, betapa wanginya bunga itu. Tiba-tiba telingaku mendengar suara yang sangat gaduh dari lorong Rumah Sakit itu, para Dokter dan Suster berlarian. Ada apa ini, apa ada pasien yang sekarat? Tanyaku dalam hati.

Aku memutar kursi rodaku untuk melihat apa yang terjadi, aku terkejut saat melihat semuanya masuk ke ruangan Winda. Aku berusaha untuk masuk ke dalam namun orangtuanya melarang aku masuk. Kedua orang tuanya Winda menangis sedih sekali.

“Tante, apa yang terjadi sama Winda?” Tanyaku penasaran.

“Denyut nadi Winda melemah Nak Ray.” Jawab Mamanya Winda dengan nada yang berat.

“INI SEMUA KARENA KAMU…” Teriak Papanya Winda kepadaku. “KAMU TELAH MEMBUAT ANAK SAYA CELAKA.” Tambahnya.

“Paa…” Seru Isterinya sambil menangis “Malu Pa, di tempat umum ini.”

“DIAM KAMU… ANAK SIALAN INI UDAH BUAT ANAK KITA SEKARAT.” Teriakannya semakin
menjadi-jadi.

“Haha” Aku tertawa pelan. “Apa Bapak pernah tahu apa isi hati anak Bapak? Apa Bapak tahu sikap anak Bapak bagaimana setelah ada masalah ini? Apa Bapak juga tahu harapan terbesar anak Bapak?” Aku melontarkan pertanyaan secara bertubi-tubi.

“PLAK…” Aku di tamparnya dan darah segar mengalir di sela-sela bibirku.

“TAHU APA KAMU TENTANG ANAK SAYA?”

“Isi hati anak Bapak yaitu ingin sekali merasakan kebahagiaan, keharmonisan, kasih sayang, dan yang terpenting dia ingin sekali berbagi cerita di dalam keluarganya, sama Bapak dan Ibu. Anak Bapak sikapnya selalu ceria walaupun di dalam hatinya dia sangat sedih sekali dia gak mau ada satu orangpun yang tahu isi hatinya kecuali saya. Harapan dia adalah agar bisa mendamaikan Bapak dan Ibu agar dia bisa bercanda dan tertawa bersama Anda berdua. Tolonglah luangkan waktu buat dia walaupun hanya 1 detik saja itu akan di kenangnya seumur hidup.” Jelasku panjang lebar sambil menahan sakit akibat tamparan tadi.

“HE, NGARANG KAMU YA?”

“Tidak, anak Bapak yang berkata itu.”

Aku segera pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang berdiri di depan ruangan tempat anaknya di rawat. Tidak lama setelah aku pergi. Winda telah tiada, Winda sudah di panggil sang pencipta. Aku menangis sedih air mataku mengalir deras sekali. Aku tak kuat menahannya. Dadaku terasa sangat sesak mendengar perkataan dokter kala itu.

“Pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun kami tidak dapat melawan kehendak-Nya.” Seru sang dokter.

****

Keesokan harinya di pemakaman…
Aku bersama Ayahku hadir di pemakaman, aku masih menaiki kursi rodaku karena masih dalam proses penyembuhan pasca kecelakaan tragis beberapa waktu lalu. Aku melihat orangtuanya Winda hadir bersama dan saling bergandengan tangan. Mungkin inikah yang diinginkan oleh Winda, suatu kehangatan sebuah cinta antara Ibu dan Ayah. Aku menatapnya sungguh sangat indah pemandangan yang langka itu. Andaikan Winda masih disini dia pasti sudah menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.

Begitulah cerita mengapa aku saat ini sering sekali terlihat sangat murung, kurang bertenaga, dan kurang bergairah. Karena pada hari ini adalah tepat lima tahun dia telah tiada. Dan tepat pada hari ini pula orang tuanya kembali berdamai, walaupun terlambat setidaknya mereka telah mengabulkan harapan anaknya itu.

“Akhirnya, mereka berdamai juga yah Ray.” Seru Dzhony sambil mengusap air matanya yang mulai menetes di pipinya.

“Cengeng loe, gue jah gak nangis sekarang.” Ejek Ray.

“Sekarang…Dulu loe nangis kejer…” Seru Ubay sambil menoyor kepala Ray dan langsung
berlari.

Ray berdiri dan mengejar Ubay yang sudah berlari kesana kemari. Sementara Toy dan
Dzhony tetap duduk di bawah pohon tempat Ray bercerita tadi.

“Awas loe yah kalo gue berhasil nangkep loe, gue putihin kulit loe.” Seru Ray sambil berlari.

“Coba ajah kalo loe bisa.” Ledek Ubay.
 
;